11.13.2008

11.12.2008

REpoRt!!!

It's almost 4 months since the first time i came to Sekayu... I came here on 14th July 2008. So, tomorrow will be my 4-months anniversary... hooray!!! Well... should i say that hooray???
Anyway...
Bulan pertama aku lalui dengan berlinang airmata, berselimutkan rindu, bercampur rasa penasaran... Kadangkala diselingi kejutan-kejutan kecil yang kebanyakan menuju kejutan besar yang diluar perkiraan. Bulan pertama aku jalani dengan hati-hati, jaga pikiran dan ucapan, karena masih melihat dan mempertimbangkan.Di bulan ini pula setiap kali ayah atau ibu menelepon tanpa sadar aku menangis. Entah kenapa.Masih kucari pula penyebabnya...
Bulan kedua, Agustus, aku lalui dengan sedikit tenang. Sedikit. Masih banyak hal mengganjal yang perlu segera ditanyakan. Rutin memberikan laporan pada project officer. Rutin berkeluh kesah pada teman-teman yang berada di daerah lain. Rutin menelepon dan chatting. Intinya, ini adalah bulan bikin bingung orang seIndonesia. Untungnya, sempat dikirim ke Bali selama beberapa hari, mengikuti konferensi TEFL se Asia. Sebuah acara yang amat sangat membuka pikiran. Menjalin network. Bernostalgia... paling tidak ada waktu refreshing di tengah segala macam kejutan kecil yang kuterima selama ini.
Bulan ketiga, sudah mulai mendapat jalur yang ramah dan cerah. Meski sempat dikejutkan dengan hasil midterm test yang amat sangat mengecewakan, aku sudah mulai tahu arah. Sudah mulai pintar membaca situasi. Sudah mulai bisa mempengaruhi, hehehe... Bulan ini juga bulan pembuktian. Bahwa aku ternyata bisa dan memang beda. Ya.. begitulah. Orang yang haus pengakuan...Sebab, selama ini aku merasa tidak termasuk bursa orang yang cukup diperhitungkan. Tapi, kini lain...
Memasuki bulan keempat, November, keadaan sedikit kacau dengan hadirnya ISO dan tetek bengeknya. Sesuatu hal yang amat sangat baru dan berada diluar kendaliku. Belum lagi kejelasan program yang berada dalam taraf cukup mengkhawatirkan. Begitulah. Aku hanya berharap semua baik-baik saja. Semoga...

11.09.2008

Bali... Jimbaran... Kuta... Legian... Pfiuh...


Meski jadwal cukup padat, selama di Bali sempet juga ke Jimbaran, menikmati sajian seafood yg cukup menggoda... Jalan sepanjang Kuta menuju Discovery Mall. Lewat Hardrock Cafe, Starbuck... hmmm... cukup menyegarkan mata...
Sejenak, ISO dan segala kekacauan terlupakan...
Sejenak, aku bisa menikmati hidup...
Sejenak, aku lupa kalo aku harus kembali ke Sekayu...
Sejenak, ya.. meski sejenak tidak apa apa...
Sejenak, di Bali...
Pfiuh...

Training in Bali... (again??)


Bulan November ini diawali dengan perjalanan ke Bali untuk mengikuti training IGCSE. Bersama mbak Suci, guru bahasa Inggris dari Sekayu, aku mencoba menikmati perjalanan ke Bali kali ini. Kenapa mencoba?? Ya, sebab aku meninggalkan Sekayu sejak tanggal 2 November di tengah kekacauan persiapan ISO dan penerimaan laporan tengah semester. Aku agak tidak enak juga menitipkan rapot anak2 ke Kadek, yang jelas2 juga banyak kerjaan. Tapi, mau bagaimana lagi... so, Bali... I'm coming (again..)

Di Bali aku menginap di hotel Casa Padma, hotel yang letaknya tidak jauh dari Legian, Kuta. Lumayan juga hotelnya. Meski tidak ada jatah air putih di hari kedua dan tidak ada sandal hotel...hmmph..
Selama di Bali acara dipusatkan di SMA Negeri 4 Denpasar. Sekolah yang masuk peringkat 10 besar terbaik di Indonesia ini memang megah dilihat dari luar. Siswanya juga terlihat lumayan. Cukup menjanjikan...
Training berjalan dengan lancar. Ketidakjelasan yang kubawa dari Sekayu sedikit mendapat pencerahan. Sekarang, aku mulai tahu harus memperbaiki dari mana. Semoga bisa...

10.30.2008

Life......

Yeah... this is life. Sometimes you're up and the other time, you're down, like a roller coaster...just try to realize that everything has its consequences. no matter what. live with your own choices... live your life to the fullest... to the best that you can do...

10.25.2008

UTS... MidTest... Gilaaaaa!!!!!!

Shock!!!
Hasil UTS Bahasa Inggris benar-benar parah!! Aku sudah memprediksi sebelumnya bahwa bakalan banyak yang mengulang. Namun, aku hanya tidak menyangka SEBANYAK ini!! Duh...:(
Tenang... tenang... Masih mid-test. Bisa diperbaiki. Pikirkan strategi baru. Pikirkan cara baru. Yang paling penting, kerjasama dengan guru bahasa inggris lain. Pokoknya harus bisa membuat siswa-siswa ini kembali pe-de dengan English.
THINK!!!
QUICK THINK!!!

BacK to Sekayu....

Liburan berakhir...
Lebaran berakhir...
Back to reality...
Face it!!!
Okay... kembali bekerja, kembali berkarya, kembali mengabdi. Kembali pada setumpuk tugas, kembali pada segudang aktivitas, kembali pada keterasingan (huh?). Kembali ke Sekayu berati siap kembali menghadapi 'kejamnya' dunia, hehe. Tapi sudah resiko... Komitmen yang harus kujalani demi masa depan.
Honestly, I miss my students. I miss them all. Meski kadang menjengkelkan, sering bilang ngerti padahal masih belum, meski sering bikin senewen, but still, i miss them...
Kembali ke Sekayu dengan nafas baru, dengan spirit baru, dengan paradigma baru, denganberbagai rencana baru. Aku harap bisa terlaksana dengan baik.
Amiiiiin...

LeBaRan oh LeBaRan...


Lebaran?
O yeah, i know. It's a bit late. Posting a lebaran news in these days?? How can it be???
Oh well... i guess it's okay. it's better than never right?

Aku benar-benar sampai di Malang tanggal 28 September 2008. Rasanya? Alhamdulillah. Campuran antara bahagia dan terharu. Setelah beberapa bulan di perantauan, aku kembali bertemu Ayah, Ibu dan adik-adikku. Dan tahukah apa reaksi mereka saat bertemu aku?
"Kiki!!! Kok tambah kurus???? Bagus deh, jadi ngga gendut-gendut amat..."
Lho??Lho?? Aku pikir mereka bakalan shock melihatku semakin kurus... wah..wah..
Tapi, aku juga tidak mau segemuk dulu. Jadi... akan kupertahankan, hehehe...
Oke, lanjut..
Selama dirumah, aku sempatkan mengunjungi beberapa teman-teman lama, menghubungi mereka dan mencoba bertemu. tetapi tidak banyak. Sebagian besar waktu dirumah, kuhabiskan untuk pergi bersama adik-adikku. Sungguh... menyenangkan sekali bisa kembali berkumpul.
Saat lebaran, aku ke rumah Eyang. Alhamdulillah, beliau sehat meski badannya semakin kurus dan rambutnya semakin habis karena efek kemoterapi. Namun, melihat beliau masih bisa berjalan dan berkomentar, membuatku menarik nafas bahagia.
napak tilas ke Ponorogo (kota yang belum pernah kukunjungi sebelumnya), juga kulakoni demi menyenangkan hati Eyang. Berpetualang deh...
Hari liburan lebaranku serasa terlalu cepat. Praktis, waktuku dirumah tidak begitu lama. Namun, itu sebuah kenikmatan. Karena akhirnya aku dirumah lagi.
Hmm... fells good at home...

Bandung.... with love...


my first posting after such a looooooooong holiday...
Okay, let me begin with Bandung...
See the picture? Yeah, it's me in front of Cihampelas Walk. Hooray!!! Finally i visit Bandung. Kota yang kata orang-orang surganya shopaholic, hehe. Surganya cowok ganteng (yang emang bener:p) dan surganya makanan uenaak, hmm... yummy. Sayang beribu sayang, aku pergi kesana saat bulan puasa, menjelang idul fitri. Duh... batal deh wisata kuliner:(.
Kok bisa aku sampai nyasar ke Bandung ya? Ya, jadi begini. Aku benar-benar ingin melihat Bandung dari dekat. Kebetulan salah satu teman dekat sewaktu SMP dan SMA bekerja di Harian Pikiran Rakyat Bandung. Cocok deh. Aku-pun memutuskan mampir kesana sembari kembali ke Malang dalam rangka hari Raya Idul Fitri. Dan rasanya??? Wuih.... Puassssss buanget.
Jalan-jalan malem hari, nemenin Ratna hunting berita (wartawan emang WOW!!!), cari buku second yang masih oke, berburu baju bagus lan murah, pokoke have fun!!!!
Dan memang benar. Bandung agak mirip dengan Malang. Sudut-sudut kotanya, orang-orangnya, mall-nya (jelas lebih banyak Bandung) dan juga atmosphere-nya. Jadi benar-benar ingin pulang....
Bandung,
Aku akan mengunjungimu lagi. Entah kapan. Tapi pasti....

9.17.2008

MuDiK YuuuuuKs....

Counting down...
1...2...3...
I'm going hoooommmmeeee!!!!
Hoooraaaayyyyy:):)
Hari ini adalah hari ke 18 puasa Ramadhan. Tidak terasa sudah sebulan lebih beberapa hari. Meski masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan tanggal 20 ini, aku masih bisa bertahan sebab sebentar lagi aku bisa melihat rumahku, bertemu keluargaku dan teman-temanku. Can't wait any longer!!
Tanggal 23 nanti, aku berangkat ke Palembang. Karena tiket pesawatnya untuk tanggal 25, jadi 2 hari di Palembang akan kugunakan untuk jalan-jalan dan membeli berbagai macam oleh2 khas Palembang. Hmmm.... bingung juga sih mau beli apa. Pengen beli songket untuk Eyang. Tapi kok yaaaa, mahaaaallll buanget... Mpek-mpek sih sudah pasti, juga krupuk khas sini. Tapi kok makanan mlulu ya??
Nah, tanggal 25 mendarat di Jakarta langsung cabut ke Bandung. Mungkin mampir ke kantor dulu seh, tapi masih belum pasti. Yang jelas pasti ke Bandung. Pengen jalan-jalan, ketemu teman, dan yang puallling penting, shopping.... hehehe
Rencana, di Bandung sampai tanggal 28. Jam setengah 7 pagi langsung balik ke Jakarta, naik pesawat ke Malang yang bakalan terbang jam 1 siang.
begitulah...
uraian singkat kepulangan ke Malang...
Pulang.... aku .... pulang....

9.10.2008

MenGhiTunG hAri...

Menghitung hari...
detik demi detik...
untuk segera pulang...
ya, dalam hitungan minggu, kurang lebih 2 minggu lagi, aku akan kembali melihat rumahku. bertemu keluargaku. bernostalgia bersama teman-temanku. tidak sabar juga rasanya...
Yang jelas, menjelang hari kepulangan ini, pekerjaan tetap menumpuk. Aku berusaha sebelum tanggal 20 September ini sudah selesai, sehingga liburan akan tetap menjadi liburan. Tidak memikirkan pekerjaan samasekali. Pokoknya semangat! Sisa pekerjaan ini pasti bsa terselesaikan...
sekali lagi, SEMANGAT!!!
I'm going hoooooomeeeeeeee!!!!!

9.06.2008

SuNdaY MoRnInG!!!!!!!!!

Yup, this sunday morning i feel a little bit relieve. Yeah, just a little bit, but it's better than not at all, right? Well, in this lovely and sunny Sunday i just want to enjoy my self, have a time for me to read some books, and forget completely about some assignments that i haven't finished yet!! Oooo, yeah... this Sunday is soooooooo lovely....
Have a nice day, folks...!!!

9.05.2008

GosH.... I completely forget about it...!!!

Oh no....
Benar-benar bencana...
Sebab karena because berbagai macam deadline dan tugas yang berputar-putar di kepalaku, sampai-sampai aku melupakan salah satu yang paling penting. LAPORAN!! iya, laporan seminar TEFL se-Asia di Bali sebulan yg lalu!!
Duh... padahal bpk PO minggu depan mw inspeksi. Ayo.. ayo cepet selesaikan!!!
Tulis, tulis... Semangat!!!

9.04.2008

the 5th day...

Hari ke lima puasa Ramadhan...
Mulai masuk sekolah lagi, meski masih acara pondok ramadhan. Kesibukan akan semakin terasa sebab hari menjelng akreditasi sekolah semakin dekat. Demikian juga dengan pelaksanaan ISO. Aku khawatir kalau aku bakal mendapatkan batu sandungan. Bagaimana-pun aku mencoba meminimalisir itu. Yah, semakin hari aku semakin semangat juga, karena dalam hitungan minggu aku akan pulang. Melihat rumah lagi. bertemu keluargaku lagi. Sungguh, aku musti lebih berusaha lagi...
Ramadhan terus berjalan...
Lebaran semakin dekat...
And i'm coming home...

9.03.2008

today's quotation...

"The best way to predict your future is to create it."

Unknown


Now,
Here i am...
far away from home...
hoping that i'm creating my own...
future.
dream.
hope.

THE FUTURE IS NOT TO BE FOUND, IT'S TO BE CREATED...

that's what i should keep in my mind...

Visit Palembang...


Akhirnya...
Setelah hampir 2 bulan lamanya jauh dari peradaban, beberapa hari yang lalu saya pergi ke Palembang. Kota besar yang rasanya tidak jauh beda dengan Malang atau Surabaya. Akhirnya pula, setelah beberapa lama, ketemu lagi yang namanya Mall, lampu merah, gedung-gedung tinggi bertingkat, dan keramaian khas kota. Sesuatu yang jarang atau bahkan tidak pernah saya temui semenjak saya menginjakkan kaki di bumi Sekayu. Selama di Palembang, saya menginap di rumah salah seorang teman. Namanya Lydia. Dia adalah guru Matematika di SMA 2 Sekayu. Berada ditengah-tengah keluarga mbak Lydia, membuat saya teringat pula pada keluarga saya. Apalagi, saya merasakan sahur pertama bersama keluarga mbak Lydia. Duh, saya hampir saja menangis kalau tidak ingat bahwa saya berada di tengah-tengah keluarga baru saya.
Hmm, selama di Palembang, ada beberapa tempat yang sempat saya kunjungi. Salah satunya jembatan Ampera. Atau bisa dibilang Golden Gate-nya Indonesia. Di bawah jembatan mengalir sungai Musi yang amat lebar dan dalam. Perahu-perahu berseliweran, semakin menambah indah suasana Musi. Sayang, saya mengunjungi Ampera di siang hari, sehingga lampu-lampu indah yang biasanya saya lihat dari pesawat tak bisa disaksikan.
Sempat juga mampir ke Museum yang terletak tak jauh dari Ampera. Karena masih hari libur, suasana museum sangat sepi. Hanya ada saya dan teman-teman saja. Alhasil, kami-pun dengan semangat ber-narsis ria sambil mengamati perjalanan sejarah kota Palembang dan Sumatera Selatan.
Visit Palembang benar-benar seruuu...!!
Lumayan, untuk mendefrag otak yang mulai kacau karena setumpuk tugas yang tak henti mengalir. Untunglah masih ada semacam external hard disk yang bisa membantu...
Pfiuh...
back to work...
see you when i see you:)

Ramadhan 2008

Ramadhan tahun ini terasa benar-benar berbeda. Untuk pertama kalinya, aku berpuasa ditengah keluarga baruku, Sampoerna Foundation dan SMAN 2 Sekayu. Untuk pertama kalinya pula, aku berpuasa jauh, sangaaaat jauh dari keluarga. Aku hanya bisa sahur dan buka bersama keluargaku lewat sms, telepon dan internet. Rasanya, rindu ini semakin tak tertahankan saja. Jauh dari keluarga membuatku semakin merasa bersyukur bahwa aku masih punya orang-orang yang memperhatikan dan mengkhawatirkanku. Setiap kali sahur, aku teringat saat-saat Ayah dan ibu biasa membangunkan aku dan adik2ku. Begitu juga saat mempersiapkan buka puasa. Suasana yang belum kudapatkan disini, hingga hari keempat puasa. Aku juga ingat, pada saat sahur biasanya rame-rame nonton para pencari tuhan. Sinetron apik yang memberi berbagai macam pelajaran. Untunglah, disini-pun aku bisa menonton itu pula, bersama teman-teman yang lain tentunya.
Yang jelas, berada jauh dari keluarga membuatku semakin menyadari arti keberadaan mereka. betapa pentingnya mereka dalam kehidupan kita. Tentu saja, aku berharap Ramadhan tahun ini benar-benar bisa membuatku bertambah dewasa dan arif dalam memaknai hidup. Aku bersyukur dengan apa yang kudapatkan sekarang. Meski begitu, aku masih harus terus berusaha dan berdoa. Semoga, memberi berkah untuk semuanya...
Selamat menunaikan ibadah puasa...

8.24.2008

Monday oh Monday!!!

I like Monday....
Hmm...
Umm...
Ngg...
I wish i could say that from the bottom of my heart. Unfortunately, I do hate Monday. It seems too long to have another Saturday, or another Sunday... hmmph...
Well, anyway...
There are things i should do this Monday. I haven't finished it yet!!! Gosh, it's already 25th and the deadline is 27th.... OMG!!!!!!!! Aaaaaaaarrrrrgggggghhhhhhh!!!!!!

8.22.2008

Hmph... weekend...

Seandainya saat ini aku dirumah, weekend seperti ini aku pasti udah gone with the wind sedari pagi. Nonton, shopping ato sekedar jalan-jalan aja di Matos, di alun-alun Malang, atau bahkan sekedar menghabiskan waktu di kamar, dengan buku-bukuku yang bertumpuk-tumpuk, sambil mendengarkan musik. Atau bisa juga, bersantai, nonton TV, ngobrol dengan keluargaku. Atau, bahkan yang paling memungkinkan terjadi adalah, aku berada di dapur, bersama setumpuk belanjaan, dan berbagai macam instruksi dari ibu. Hmm...
Yah, sayangnya aku tak dirumah sekarang...
Aku ada di satu tempat yang menuntutku untuk terus berkembang, berkreasi, dan bekerja keras. Aku tidak mengeluh karena aku menjalani sebagai prosesku mengembangkan potensi diri. Meski setumpuk pekerjaan menunggu untuk diselesaikan, aku punya keyakinan bahwa itu akan terselesaikan juga.
i just need to put my love into it, and it will love me back...

8.16.2008

HOME...

Another summer day
Is come and gone away
In Paris and Rome
But I wanna go home
Mmmmmmmm

Maybe surrounded by
A million people I
Still feel all alone
I just wanna go home
Oh I miss you, you know

And I’ve been keeping all the letters that I wrote to you
Each one a line or two
“I’m fine baby, how are you?”
Well I would send them but I know that it’s just not enough
My words were cold and flat
And you deserve more than that

Another aerorplane
Another sunny place
I’m lucky I know
But I wanna go home
Mmmm, I’ve got to go home

Let me go home
I’m just too far from where you are
I wanna come home

And I feel just like I’m living someone else’s life
It’s like I just stepped outside
When everything was going right
And I know just why you could not
Come along with me
But this was not your dream
But you always believe in me

Another winter day has come
And gone away
And even Paris and Rome
And I wanna go home
Let me go home

And I’m surrounded by
A million people I
Still feel alone
Oh, let go home
Oh, I miss you, you know

Let me go home
I’ve had my run
Baby, I’m done
I gotta go home
Let me go home
It will all right
I’ll be home tonight
I’m coming back home

8.15.2008

akreditasi vs ISO vs Lesson Plan...

Sibuk...
Benar-benar sibuk. Rasanya dalam kepalaku terbagi-bagi dalam berbagai macam ruang. ibaratnya harddisk, udah dipartisi gitu... Huff, perlu di defrag juga deh. Dengan berbagai macam tekanan, hambatan, tantangan dan gangguan, wajar kalau aku ingin sejenak berlari dan menghirup udara bebassssss.... Perlu me-refresh otakku.
Hmm... udah deh... cukup mengeluhnya...
Kerja... sekarang back to work aja...
kerja, kerja, kerja...

8.14.2008

PosiTivE tHinkiNg...

Berfikir positif...
Itulah yang harus aku tekankan pada diriku sendiri saat ini. Tak peduli orang berkata apa, orang berfikir apa, yang penting aku melakukan apa yang harus kulakukan dengan segenap kemampuan yang aku miliki. Bila memang masih dirasa belum memuaskan, berarti aku harus terus berusaha lagi, dan lagi. Konsep 5 cm benar-benar kuterapkan disini.
Ya, apapun mimpiku, aku cukup meletakkannya didepan mataku. Membiarkannya melayang, mengambang. Sehingga, mataku takkan pernah lepas memandangnya. Kini, yang kuperlukan hanyalah kaki yang lebih jauh melangakah, tangan yang lebih banyak bekerja, tekad yang seribu kali lebih kuat dari baja serta mulut yang tak henti berdoa. Hanya itulah yang kuperlukan saat ini.
Berfikir positif...
Tidak semua orang bisa berperilaku seperti yang kita inginkan. Tidak semua orang berpikir seperti yang kita harapkan. Bila kita bisa menerima, alangkah bagusnya. Namun, bila tidak, biarkan saja. Tidak perlu mempersulit diri dengan membenci atau menghindari. Rasanya memang lebih mudah diucapkan atau dituliskan. Prakteknya? Duh, benr-benar sulit. Sebab, sekali aku tidak menyukai orang, maka seterusnya akan sulit buatku mencari sisi positif orang tersebut.
Namun, sekali lagi, berfikir positif...
Bahwa semuanya akan berjalan lancar...
Bahwa semuanya berjalan normal...
Bahwa semua hal positif sajalah yang terjadi padaku...
PoSiTiVe tHinKinG...

8.12.2008

Independence Day...

Menjelang 17 Agustus, semua tempat, sekolah dan berbagai institusi ribut persiapan merayakan hari Kemerdekaan ini. Berbagai macam lomba diadakan. Bahkan yang nggak pernah diadakan pun di ada-ada kan. Apakah harus selalu seperti ini? Rasanya esensi kemerdekaan itu lama-lama jadi hilang juga. Karena yang diingat hanyalah sekedar seremonial belaka. Lomba-lomba belaka. Bahkan, kalau dalam kasus dunia pendidikan, menjelang 17-an adalah saat-saat paling tidak efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Jam kosong berkali-kali. Target jadi nggak terkejar. Stress, bingung? Nggak perlu. Sementara ini dinikmati dulu aja... Nikmati...

SeBuLan...

Tak terasa ternyata sudah sebulan aku merantau. Karena berbagai macam kesibukan, aku bahkan tidak punya waktu untuk kangen rumah. Meski begitu, saat sendiri, setelah sholat, tetap saja aku teringat rumah. Untunglah ada internet. Komunikasi dengan orang rumah bisa lancar dengan chatting, sms, telepon. Teknologi benar-benar amat membantu...
Adikku yang biasa online, mau nggak mau harus terus online saat aku ingin bercerita banyak. Si Puput yang belum belajar internet, mau nggak mau harus mulai belajar biar bisa ngobrol denganku. Hehehe, akhirnya orang se-rumah bisa berinternet ria dan berchatting ria...
Senangnyaaa....
Oia, back to business...
Setelah sebulan, masih belum ada perkembangan yang cukup berarti dalam hal materi bahasa inggris. Masih harus menunggu presentasi anak-anak tentang travelling ke tempat-tempat aneh didunia. Semoga minggu depan bisa presentasi semua. Acara 17- Agustus juga cukup menyita dan memotong jam pelajaran. Namun, aku melihat ada sisi positif dari siswa yang menikmati pelajaranku, dari teman-teman guru yang mulai mengakui keberadaanku. Hmm, memang harus berproses. Ibarat kupu-kupu, ini adalah saat metamorfosisku. Tinggal tunggu tanggal mainnya... :)

DeAdLiNe!!!

Tiada hari tanpa deadline...
Seakan segala yang aku lakukan memang harus mempunyai embel-embel deadline... Entah bagaimana. Rasanya, semakin lama aku semakin sering mendengar kata itu disini. Satu tugas belum selesai, sudah diberi tugas yang lain. Satu belum beres, sudah kena yang lain. Aku sadar, ini adalah kerja keras. Namun, rasanya aku sendiri juga butuh tempat untuk berfikir sendiri, tanpa harus diimbuhi kata DEADLINE. Benar-benar bikin senewen:( Aku hanya berharap, kalau aku bisa menikmati si Deadline ini, bahkan berteman dengannya.
So, let me say... Hi Deadline. I'm Kiky. Nice to meet you. Hope we'll be friend forever...

Writing Competition......

I do really miss it...
Kangen banget pengen ikut berbagai macam writing competition lagi. Rasanya sudah gatal ingin kirim ini itu.... I really have to find the time to write, more and more... Setelah cerpen yang dimuat beberapa bulan lalu itu, aku hampir belum menghasilkan satu cerpen lagi... Duh, harus terus berusaha..berusaha.. nulis lagi.
Hmm, sepertinya yang paling dekat ini Korea Writing Competition. Masih harus baca kumpulan cerpen Korea seh, tapi aku pasti bisa... Siapa tahu bisa ke Korea, hehe. Semangat!!!

7.30.2008

to my family...

Dear Dad,
Dear Mom,
Dear Sisters...
I do really miss you guys...
I wish i could talk to you all...
There are words that I wish I could share with you.
There are stories that I want to tell you.
I never thought that I'll feel this.
Setelah jauh begini, baru aku ingat...
Bahwa setiap kali aku berangkat tidur, Ayah selalu membuka pintu kamarku dan memastikanku telah lelap. Ibu selalu memastikan bahwa semua pintu terkunci. Adik (Mia dan Puput) selalu saja ribut dengan Teddy dan masalah posisi tidur. Amat mengganggu. Amat menjengkelkan. Tetapi, amat membuatku rindu...
Sungguh, aku benar-benar kehilangan saat-saat itu.
Sungguh, aku menyesal mengapa dulu aku tak memperhatikan momen itu.
Sungguh, aku ingin melihat dan mendengar momen itu kembali berputar dalam ingatanku.
Hmm, so refreshing. Remember those memories
To my dear family...
I'm okay now. No need to worry. I'm definitely fine...

setelah 2 minggu, menjelang 3 minggu

Yup, minggu ini genap tiga minggu aku merantau. Bukannya sengaja menghitung hari atau minggu, namun itulah yang setidaknya bisa menjadi hiburan dan harapan. Bahwa aku masih diberi kesempatan untuk menuntut ilmu. Bahwa aku masih diberi kesempatan untuk belajar lagi.
Di sini, di tempat ini, banyak sekali hal-hal menarik yang bisa kutemui. Mulai dari karakter asli masyarakat Sekayu yang terkenal keras dan jarang mengalah, hingga bahasa yang cukup unik terdengar di telingaku. Siswa sekolah disini juga sangat bersemangat. Mereka menyimpan keinginan yang tinggi untuk bisa. Berbeda sekali dengan sebagian besar siswa di Jawa yang merasa mampu walau sebenarnya tidak mampu dan samasekali tidak termotivasi untuk bisa. Namun disini, aku merasa benar-benar sebagai guru yang dibutuhkan. Aku bangga. Aku terharu. Senang sekali bisa berbuat baik pada orang lain. Senang sekali rasanya bisa berguna untuk orang lain.
Rasanya, aku masih bisa bertahan...
Setidaknya, itu yang harus kutanamkan pada diriku.
Bahwa aku bisa!!

7.17.2008

zero

i really start from zero...
Saat ini aku sudah berada di tempat yang baru. tempat asing yang tak pernah kukunjungi sebelumnya. Sekayu. Pernah dengar?? Yah, tempat ini cukup terkenal, di daerah Sumatera. Namun, tidak di jawa. Aku benar-benar seperti in the middle of nowhere. Start from zero. Alone. Rasanya memang harus berjuang sendirian. Aku menyadari kapasitas kemampuanku. dan rasanya, banyak orang yang terlalu berharap padaku. aku takut tak bisa memenuhi harapan mereka. Hmm, entahlah. aku hanya bisa berusaha sebaiknya. hanya itu yang bisa kulakukan saat ini.

6.23.2008

HoLd On...

Hold on to what is good,
even if it's a handful of earth. 
Hold on to what you believe,
Even if it's a tree that stands by itself. 
Hold on to what you must do, 
Even if it's a long way from here. 
Hold on to your life, 
Even if it's easier to let go. 
Hold on to my hand, 
Even if I've gone away from you.


Pueblo Indian Prayer

Waktu itu...

Waktu memang sesuatu yang ajaib. Waktu membuat kita tumbuh. Memaksa kita menyesuaikan diri dengannya. Waktu tak pernah bergerak mundur. Ia selalu maju. Ia selalu berpacu. Waktu mendampingi kita untuk dewasa. Waktu membuat kita lebih bijaksana. Meski waktu seringkali menghimpit hingga kita terjepit, ia tetap takkan membiarkan kita berkelit. 
Aku merasa selalu dikejar oleh waktu. Ditipu oleh waktu. Dihasut oleh waktu. Aku selalu merasa waktu tak pernah berpihak padaku. Ataukah aku yang tak pernah mencoba melobi waktu?
Aku tak tahu. Yang aku tahu kini, aku tak lagi punya waktu. Aku tak lagi mendapatkan kebebasan dalam mengatur waktu. Aku tak punya apa-apa lagi, bahkan sekedar waktu...

I'm AlivE...

Just being alive is such a wonderful thing......
Ya, bagaimanapun kehidupan adalah salah satu hal terindah yang pernah kualami. Mengenal dunia. Menyapa sesama. Merasakan cinta. Tapi hidup tidak hanya sekedar hidup. Ia tak hanya bernafas atau makan. Ia tak pula hanya masalah minum atau tidur. Hidup adalah persoalan dalam berjuang. Sejauh mana kita mampu berjuang. Selama apa kita mampu bertahan. Semampu apa kita menghadapi berbagai macam masalah. Hidup adalah masalah kuat dan tidaknya kita bertahan hidup. Meski masalah datang dari berbagai arah, hidup mengajarkan kita untuk terus berjuang... meski jatuh, meski lelah, meski jenuh, meski tak ada lagi tenaga. Kita harus tetap hidup hingga akhirnya kehidupan itu meninggalkan raga kita. Tentunya, dengan seijin-Nya.



6.22.2008

SHEBA

Aku memasuki pelataran parkir Apple Café dengan cemas. Berbagai macam perasaan menghantuiku. Aku tak bisa tidur semalaman, memikirkan apa yang akan dikatakannya hari ini. May sengaja mengajakku bertemu dan berbicara empat mata hari ini. Ia tak pernah begini sebelumnya, jadi bila ia melakukan hal ini, itu berarti serius. Dan aku tak berani membayangkannya. Sama sekali tidak. Selama kami berhubungan, May tidak pernah sembarangan menyuruhku datang ke Apple Café. Sebab disinilah kami berjanji untuk saling mengerti dan menghargai. Janji yang hampir terlupa samasekali. Terutama olehku.  

Aku masih mengingatnya dengan jelas, sejelas melihat bintang di langit. Kami bertemu untuk pertama kali disini. Kami juga berkencan untuk pertama kalinya di Apple Café. Saat pertama kali bertengkar, kami juga berbaikan di tempat ini. Setelah itu, kami memutuskan hanya akan datang ke Apple Café bila sedang merayakan sesuatu. Tapi hari ini bukanlah hari ulang tahunku atau dia. Juga bukan hari jadi kami. Ataupun syarat gencatan senjata, karena kami juga tidak sedang bertengkar. Aku benar-benar tak punya gambaran.


***

 Aku melangkah menuju tempat kami biasa duduk bila berkunjung ke sini. Dari kejauhan kulihat ia sudah berada disana. Menikmati jus apukat favoritnya sambil membaca. Aku melewati meja yang ditempati pasangan muda yang berseri-seri memandang satu sama lain. Tatapan mereka penuh cinta dan kasih sayang. Tangan mereka saling menggenggam, seakan tak ingin lepas selamanya. Sama seperti kami saat pertama kali mendatangi Apple Café, tiga tahun yang lalu. 

Kalau diingat, sudah hampir tiga bulan kami tidak berkunjung kesini. Hampir tiga bulan pula aku jarang menghubunginya. Bukan kenapa-kenapa, tapi tiga bulan terakhir aku benar-benar sibuk dengan pekerjaan yang semakin menumpuk. Akhirnya, perhatianku padanya-pun berkurang drastic. Tak ada lagi kunjungan rutin, atau makan malam berdua. Apalagi nonton atau sekedar jalan-jalan. Apakah itu sebabnya ia menyuruhku datang? Hal inikah yang akan ia bicarakan?

 “May…” sapaku saat aku tiba disampingnya. Aku langsung duduk dan memasang senyum tipis. Terpaksa. 
 “O… Kau sudah datang,…” balasnya sambil menurunkan majalah yang sedari tadi dibacanya. 
 “Sudah lama?” tanyaku mencoba berbasa-basi. 
Ia menggeleng, “Tidak terlalu. Aku sudah biasa menunggu.” Jawabnya singkat. Ia meyeruput jus
apukatnya santai. Mata bulatnya memandangku sejenak. Lalu ia mengalihkannya kembali. Tuhan, mata itu, mata yang membuatku jatuh cinta padanya, batinku.  
Jawabannya barusan juga entah kenapa begitu menohokku. Menunggu. Ya, aku sudah begitu
sering membuatnya menunggu. Selalu menunggu.
“Maaf…” spontan aku mengucapkannya. Aku mencoba memandang matanya kembali. Tapi ia selalu menghindar. Sepertinya ia sedang menyembunyikan sesuatu. 
“Tidak usah kau pikirkan. Mau pesan apa?” tawarnya. 
Aku menggeleng. Aku sedang tak ingin makan apa-apa. Tidak sebelum kau katakan ada apa sebenarnya, batinku. 
“Kau tahu, aku sedang membaca artikel yang membahas tentang kelakuan menyebalkan para pria di mata wanita. Artikel ini bilang, kebanyakan mereka mengatakan menunggu itu amat menyebalkan. Bisa kau bayangkan. Ternyata tidak hanya aku yang berfikir begitu.”
“Jadi kau sebal?”
“Ya… aku sebal.”
“Padaku?” 
“Tentu saja. Pada siapa lagi?”
“May, maaf. Maaf sudah membuatmu menunggu. Tapi hari ini Sheba…”
“Sheba? Jadi lagi-lagi dia?” potong May. Nada bicaranya jadi sedikit meninggi.
“Aku tahu aku salah…”
“Kau tahu?”
“Ya…”
 “Jadi kau tahu kenapa aku memintamu datang?”
 Aku terdiam. Ragu-ragu aku menggeleng, “Untuk itu, aku benar-benar tidak tahu.”
 “Kau ingat arti tempat ini bagi kita kan?” aku mengangguk, “Aku tak akan memintamu datang kesini bila tidak ada hal yang penting bagi kita.” Lagi-lagi aku mengangguk, membenarkannya. 
 “Dan hal yang penting itu adalah…” ucapku tanpa melanjutkan
 “Putus.” Aku mendongak kaget. Tak percaya.
 “Apa?”
 “Aku minta putus.” May mengucapkan tiga kata yang paling tidak ingin aku dengar. Kalau tiga kata itu adalah ‘I love You’ tentu saja aku akan menerimanya dengan senang hati, tapi ‘Aku minta putus’ bukan termasuk didalamnya.
 “May…”
 “Sudah tiga bulan kita tidak keluar bersama. Sudah tiga bulan kita jarang nonton. Sudah tiga bulan aku selalu sendiri. Tak punya teman bicara.”
 Aku tidak menyadarinya. Benarkah tiga bulan selama itu baginya?
 “Tiga bulan ini aku berfikir tentang kita dan bagaimana akhirnya. Dan aku sadar bahwa hubungan ini tidak akan kemana-mana. Kau sudah berubah.” May menatapku dalam. Matanya mulai berair. Benarkah aku berubah?
 “Apakah menurutmu putus adalah yang terbaik?” ia mengangguk. Tak kulihat keraguan disana. 
 “Lalu, apa sebenarnya salahku? Apakah karena aku selalu membuatmu menunggu? Apa karena tiga bulan ini kita jarang keluar? Bukankah kita tidak sedang bertengkar? Kaupun tahu dengan jelas dimana aku tiga bulan ini. Lalu, apa sebenarnya kesalahanku?” tanyaku tak mengerti.
 “Tidak. Bukan. Ini samasekali bukan kesalahanmu. Kamu tidak salah apa-apa. Akulah yang salah.”
 “May…”
 “Aku yang salah. Aku yang mengenalkanmu pada Sheba. Aku juga yang memintamu menjaganya. Aku tidak tahu kalau akhirnya kau begitu menyayanginya.”
 “May, aku…”
 “Sudahlah. Aku lelah menunggumu. Selama Sheba masih bersamamu, aku tak mungkin bisa menyainginya.” potongnya cepat.
 “May, kau tahu aku sayang padamu. Itu tidak akan berubah.” Tegasku padanya.
 “Tapi kau sudah berubah, Tom. Kau tidak lagi seperti Tomi yang kukenal dulu.”
 “May, kita pikirkan lagi, ya…”
 “Tidak.. Aku minta putus. Itu saja yang perlu kukatakan padamu. Jika Sheba sudah tidak bersamamu lagi, baru aku akan memikirkannya lagi.”
 “Aku tidak mungkin meninggalkan Sheba. Ia tidak bisa sendiri.” 
 “Kalau begitu sudah jelas. Akulah yang akan meninggalkanmu.” putus May.
 May berdiri dan beranjak pergi. Aku tidak sempat melihat apakah ia menangis atau tidak. Tapi aku amat menyesalkan keputusan ini. 
Sheba. Semua karena dia. 
***
 “Tomi, sebelah sini…” aku melihat Ardi melambaikan tangannya di antara kerumunan orang. 
 Aku berjalan ke arahnya tanpa semangat. Permintaan putus May yang mendadak masih membuatku shock. Aku menelepon beberapa teman untuk minta pendapat. Tapi ternyata hanya Ardi yang ‘tersedia’ malam ini. 
 “Sudah lama?” tanyaku
 “Cukup lama. Setengah jam mungkin…” jawabnya
 “Mana yang lain?” aku mengedarkan pandanganku ke seluruh penjuru coffee shop tempat kami biasa mangkal. Tapi tak satupun diantara mereka terlihat. 
 “Mungkin sebentar lagi.” Ia menyeruput kopinya sedikit demi sedikit, lalu melihat ke arahku, “Jadi, apa masalahnya?” todongnya tanpa basa-basi.
 “Masalah?”
 “Iya. Tak mungkin kau mengundang kami minum kalau tak ada masalah.” Jawab Ardi jujur.
 “Benarkah?” 
 “Begitulah. Setidaknya menurutku.” Ardi kembali menyeruput kopinya. Tandas. “Aku bertemu May tadi sore.” ujar Ardi sedetik kemudian. Ia menatapku serius.
 “Apa dia mengatakan sesuatu?”
 “Sekilas.”
 “Ia minta putus.” 
 Ardi terlihat terkejut. Aku mencoba tersenyum. Pahit. 
 “Jadi…”
 “Yah, saat ini kami tidak punya hubungan apa-apa. Kami tetap teman. Itu saja.” Setidaknya aku tetap berfikir May akan selalu jadi temanku.
 “Apa gara-gara Sheba?” tebak Ardi. Aku mendongak kaget. Tak menyangka ia juga berfikir begitu.
 Melihat perubahan raut wajahku, ia tahu bahwa ia benar. 
 “Aku sudah mengira akan begini jadinya.” 
 “Maksudmu?”
 “Sheba. Ia hanya akan jadi masalah buatmu. Sejak kau memutuskan mengajaknya tinggal bersamamu, aku tahu ia hanya akan jadi penghalang.”
 “Jadi, kau minta aku meninggalkannya. Membiarkannya hidup sendiri?”
 “Ya…itulah yang harus kau lakukan bila ingin May kembali.” Saran Ardi
 Aku terdiam. Memikirkan perkataan Ardi barusan. Aku tak sanggup membayangkan Sheba yang harus hidup sendiri. Ia sebatang kara. Tak punya siapa-siapa dalam hidupnya. Sekarang ia punya aku. Hanya aku.
 “Aku tidak bisa…”
 “Kau ini telmi atau tulalit sih?” Ardi mulai jengkel, “May itu gadis yang sempurna. Ia cantik, baik dan pintar. Bodoh kalau kau sampai kehilangan dia hanya karena Sheba.”
“Ya. May punya segalanya. Jadi tak ada salahnya ia sekali-sekali sendiri. Tapi Sheba… ia tak punya apa-apa.” ucapku dingin. 
Ardi terdiam. Merasa bersalah. Aku hanya mampu menghela nafas lelah dan beranjak pergi meninggalkannya sendiri. Masalah ini benar-benar membuatku pusing. Aku ingin segera pulang dan mendinginkan kepala. Meninggalkan semua begitu saja. Pulang dan bertemu Sheba. Hanya dia yang bisa menolongku saat ini. 
***
 “Sheba, aku pulang…” sapaku saat masuk ke dalam rumah. Tidak ada balasan. Rumah juga terlihat sepi.
 “Sheba…” panggilku sekali lagi. Tetap tak ada jawaban. Apa mungkin sedang di kamar, batinku. Aku mengintip ke dalam kamar dan melihatnya meringkuk nyaman. Tak terganggu samasekali. Aku tersenyum lega. Sedetik aku merasa khawatir telah kehilangannya. Tapi ternyata ia tidak kemana-mana.
 Sambil membuat kopi, aku memikirkan ucapan May saat memutuskanku. Ia bilang aku telah berubah semenjak ada Sheba. Mungkin memang benar. Sheba telah mengubahku. 
 Aku begitu sayang padanya. Sheba-lah satu-satunya yang bisa mengerti aku. Meski ia hanya mendengarkan saat aku bercerita tentang May, aku merasa lega telah menumpahkan isi hatiku. Ia sebenarnya juga menyukai May. Entah kenapa May kurang cocok dengannya. Saat aku berselisih pendapat dengan May, ia pula yang menghiburku. Tidak hanya itu peranan Sheba. Ia dan aku punya minat yang sama. May tidak suka nonton bola. Ia selalu menolak saat aku ajak nonton bareng. Tapi Sheba lain. Ia tak keberatan menemaniku nonton bola. Ia selalu bersamaku. Ia berteriak denganku dan juga menangis denganku saat tim jagoan kami kalah. Intinya, hanya Sheba yang mengerti aku. Aku menghela nafas. Kopiku sudah siap. 
***
 “Pagi Sheba…” Sheba melihatku dan dari tatapan matanya aku tahu ia ingin sarapan. Sedikit lebih awal dari jam biasanya. 
 Aku mengambil sekotak makanan untuknya. Ia juga biasa minum susu, tapi hari ini persediaan susu sedang habis. Jadi hari ini takkan ada susu, batinku sedikit menyesal.
 Sheba mendekatiku dan mengelusku. Aku tahu kalau ini tandanya ia ingin minum susu. Tapi kali ini aku harus bertahan menolaknya. 
 “Tidak Sheba. Tidak ada susu hari ini. Kau mengerti?” aku menatapnya tajam. Berharap jawabannya memuaskanku.
 Miaww…miaww…
 Ya. Ternyata dia mengerti. Tidak sia-sia aku bersamanya selama ini.  
 Sheba. Kucing yang amat pintar dan mengerti aku. 

Kehilangan May memang menyakitkan. Tapi hidup penuh pilihan. Dan aku memilih Sheba. Seekor kucing yang lucu dan menggemaskan. Aku tidak tahu kalau akan begini akhirnya. Tapi bila hidup begitu mudah tertebak, bukankah takkan seru saat kita menjalaninya?

***

CERPEN INI DIMUAT DI MAJALAH CHIC EDISI AGUSTUS 2007

6.21.2008

at the beginning...

Perubahan memang bukanlah proses yang cukup mudah. Aku sedang mengalaminya. Setelah masa-masa sekolah dan kuliah yang menyenangkan, bebas dan memberikan kenangan terindah, kini aku harus menghadapi dunia kerja yang penuh persaingan. Terkadang, persaingan itu malah menyerempet hal-hal tak sehat. Tendang sana, tendang sini. Sikut kiri, sikut kanan. Sungguh, bila tak kuat mental, pasti akan terpental.

Dan, disinilah aku... At the beginning of my endless journey.

Ya, kupastikan aku siap melangkah. Kupastikan aku siap berubah. Awalnya memang tak selalu mudah. Namun, bila terlalu mudah, takkan seru bila menjalaninya, bukan??

5.04.2008

JuSt a NeW bEgiNNinG...

so, here i am...
finally i create this blog. a place where i can write my thoughts, my feeling, my dreams, my endless journey...
one step forward is about to start...
and, 
let's begin the JOURNEY...